Kita sebagai warga masyarakat Kabupaten Musi Rawas yang baik seharusnya kita mengetahui maksud dan arti logo/lambang Kabupaten Musi Rawas. Untuk jelasnya simak ulasan berikut ini :
Logo Kabupaten Musi Rawas |
Bentuk :
Lambang Daerah Kab Musi Rawas berbentuk PERISAI yang merupakan JANTUNG, di mana terdapat 5 (lima) sudut yang mencerminkan bahwa Kab Musi Rawas merupakan bagian dari Wilayah Lima Unsur PRAMUGARI NEGARA yang berasal dari RAKYAT, yakni :
- Angkatan Darat
- Angkatan Laut
- Angkatan Udara
- Kepolisian Republik Indonesia
- Pemerintahan Sipil
Warna :
Lambang Daerah dihiasi oleh tata warna sebanyak lima macam warna yang terdiri dari :
- Latar belakang warna merah
- Tulisan dan padi warna emas
- Lukisan bukit, batang karet dan kapas warna hijau
- Kembang kapas dan lukisan garis mendatar berwarna putih
- Sungai Musi bertemu dengan Sungai Rawas berwarna biru
Falsafah dan Tata Warna :
Latar belakang berwarna merah, melambangkan bahwa daerah Musi Rawas memiliki pahlawan-pahlawan yang muncul dari daerah ini.
Tulisan huruf cetak yang merupakan nama Daerah Musi Rawas yang berasal dari PENYATUAN dua daerah ex Kawedanan, yakni Kawedanan Musi Ulu dan Kawedanan Rawas. Meskipun keduanya mempunya dua bahasa daerah yang berbeda, yakni Bahasa Musi dan Bahasa Rawas, namun dapat saling mengerti. Warna kuning emas mencerminkan bahwa di kandungan bumi daerah Kab Musi Rawas terdapat emas yang merupakan logam mulia yang tinggi nilainya di samping bahan mineral lainnya. Falsafah dan tulisan dengan warna kuning emas di atas warna biru mengandung arti bahwa Musi Rawas terletak di daerah agraris yang subur.
Lukisan sebuah bukit, ialah Bukit Sulap yang terletak dalam radius Kota Lubuk Linggau yang melambangkan “suatu kemegahan” yang khas di daerah Musi Rawas, karena Bukit Sulap adalah sebuah bukit yang pandai bermain sulap, dilihat dari jauh dia tetap dekat, sedangkan warna hijau berarti subur makmur.
Lukisan garis-garis mendatar sebanyak 6 garis, melambangkan daerah Kab Musi Rawas terdapat 6 macam kebudayaan asli, dengan 6 bahasa berlainan, tetapi sebagian besar mereka saling mengerti, baik bahasa maupun adat dan kebiasaan masing-masing yaitu : Bahasa dan Adat Musi, Bahasa dan Adat Rawas, Bahasa dan Adat Saling, Bahasa dan Adat Rejang, Bahasa dan Adat Jawa, Bahasa dan Adat Campuran atau pendatang. Sedangkan warna putih perak bearti kesucian dan kemurnia sebagai fundamen tempat mendirikan kebenaran yang universal.
Lukisan batang karet melambangkan bahwa dalam sejarah perkembangan tradisional penduduk daerah Musi Rawas standar penghidupannya tergantung dari hasil perkebunan karet rakyat, sedangkan usaha tani lainnya hanya merupakan usaha sekunder. Pangkal batang karet yang berwarna hijau melambangkan kesuburan pohon, sedangkan putih adalah warna getah susu/ latex dengan mangkok dan cangkirnya.
Lukisan sebatang padi yang terdiri dari 20 butir padi melambangkan bahwa di Kab Musi Rawas terdapat 20 struktur pedesaan dengan kegiatan sosial dan ekonominya memberikan karakteristik wilayah-wilayah yakni 18 marga yang merupakan kesatuan wilayah dengan dusun-dusun yang berlainan serta 2 daerah yang bersekutuan adat terdiri dari beberapa kelurahan yang sederajat dengan kekerioan dalam marga dengan sumber penghidupan bertani dan bertanam padi sawah dari padi ladang. Warna kuning emas adalah keaslian warna butir-butir padi yang telah masak dpt dijumpai sepanjang musim.
Lukisan tangkai kapas dan kembangnya, melambangkan kandungan alam sebagai sumber kegiatan ekonomi di Kab Musi Rawas, 5 sumber alam potensial yang sekaligus melambangkan kemakmuran masyarakat dan daerah yaitu :
Latar belakang berwarna merah, melambangkan bahwa daerah Musi Rawas memiliki pahlawan-pahlawan yang muncul dari daerah ini.
Tulisan huruf cetak yang merupakan nama Daerah Musi Rawas yang berasal dari PENYATUAN dua daerah ex Kawedanan, yakni Kawedanan Musi Ulu dan Kawedanan Rawas. Meskipun keduanya mempunya dua bahasa daerah yang berbeda, yakni Bahasa Musi dan Bahasa Rawas, namun dapat saling mengerti. Warna kuning emas mencerminkan bahwa di kandungan bumi daerah Kab Musi Rawas terdapat emas yang merupakan logam mulia yang tinggi nilainya di samping bahan mineral lainnya. Falsafah dan tulisan dengan warna kuning emas di atas warna biru mengandung arti bahwa Musi Rawas terletak di daerah agraris yang subur.
Lukisan sebuah bukit, ialah Bukit Sulap yang terletak dalam radius Kota Lubuk Linggau yang melambangkan “suatu kemegahan” yang khas di daerah Musi Rawas, karena Bukit Sulap adalah sebuah bukit yang pandai bermain sulap, dilihat dari jauh dia tetap dekat, sedangkan warna hijau berarti subur makmur.
Lukisan garis-garis mendatar sebanyak 6 garis, melambangkan daerah Kab Musi Rawas terdapat 6 macam kebudayaan asli, dengan 6 bahasa berlainan, tetapi sebagian besar mereka saling mengerti, baik bahasa maupun adat dan kebiasaan masing-masing yaitu : Bahasa dan Adat Musi, Bahasa dan Adat Rawas, Bahasa dan Adat Saling, Bahasa dan Adat Rejang, Bahasa dan Adat Jawa, Bahasa dan Adat Campuran atau pendatang. Sedangkan warna putih perak bearti kesucian dan kemurnia sebagai fundamen tempat mendirikan kebenaran yang universal.
Lukisan batang karet melambangkan bahwa dalam sejarah perkembangan tradisional penduduk daerah Musi Rawas standar penghidupannya tergantung dari hasil perkebunan karet rakyat, sedangkan usaha tani lainnya hanya merupakan usaha sekunder. Pangkal batang karet yang berwarna hijau melambangkan kesuburan pohon, sedangkan putih adalah warna getah susu/ latex dengan mangkok dan cangkirnya.
Lukisan sebatang padi yang terdiri dari 20 butir padi melambangkan bahwa di Kab Musi Rawas terdapat 20 struktur pedesaan dengan kegiatan sosial dan ekonominya memberikan karakteristik wilayah-wilayah yakni 18 marga yang merupakan kesatuan wilayah dengan dusun-dusun yang berlainan serta 2 daerah yang bersekutuan adat terdiri dari beberapa kelurahan yang sederajat dengan kekerioan dalam marga dengan sumber penghidupan bertani dan bertanam padi sawah dari padi ladang. Warna kuning emas adalah keaslian warna butir-butir padi yang telah masak dpt dijumpai sepanjang musim.
Lukisan tangkai kapas dan kembangnya, melambangkan kandungan alam sebagai sumber kegiatan ekonomi di Kab Musi Rawas, 5 sumber alam potensial yang sekaligus melambangkan kemakmuran masyarakat dan daerah yaitu :
- Karet (Perkebunan Rakyat)
- Emas (Potensial)
- Batu Bara (Potensial)
- Minyak Bumi (Potensial)
- Alumunium (Potensial)
Warna hijau dan putih daun kapas melambangkan kesuburan daerah ini dan kapas merupakan bahan benang yang asli.
Lukisan sungai yang membentuk setengah lingkaran dan menyatu di bagian bawahnya melambangkan Sungai Musi dan Sungai rawas yang bertemu menjadi sati di daerah Musi Ilir, dekat perbatasan dengan Musi Banyuasin yang terjkenal dengan Muara Rawas. Kesatuan nama Sungai Musi dan Sungai Rawas itulah yang menjadi sumber sejarah daerah ini menjadi Kab Musi Rawas.Kedua sungai tersebut mengandung falsafah daerah yaitu walaupun penduduk daerah ini bermacam adat budaya dan bahasa lokal namun landasan keyakinan hidup berbangsa dan bernegara satu, yaitu Pancasila dengan pengertian tunggal yang resmi dan satu tujuan perjuangan hidup, yang menciptakan dan mewujudkan persatuan dan persekutuan daerah untuk menuju cita-cita adil, makmur dan bahagia, dalam arti jasmani dan rohani. Lambang daerah Musi Rawas telah disahkan melalui Panitia Sayembara Lambang Daerah Musi Rawas tanggal 11 Februari 1969 kemudian disahkan oleh DPRD GR Kab Musi rawas.
Diterbitkan lagi oleh Pemdes Rejosari Kec. Megang Sakti. Sumber website Pemkab Musi Rawas
0 komentar:
Posting Komentar